– sobat, sudah lama nih mimin tidak bercerita tentang sebuah dongeng, kali ini akan membahas Cerita Burung Dan Ayam, Mitos Atau Fakta? ikuti kisah nya. Dongeng tidak melulu tentang hewan purbakala, misal nya kita sering mendengar cerita naga, atau cerita ular raksasa seperti pada film. Namun ada juga tentang hewan yang saat ini masih familiar di mata kita seperti cerita burung dan ayam. Jika kalian sudah pernah dengar cerita ini tidak ada salah nya untuk mendengar ulang dan memadukan dengan cerita yang kalian punya. Tapi jika kalian belum pernah mendengar sama sekali maka wajib nih kalian simak ceritanya. Mari kita simak kisah nya seperti apa, ini dia ceritanya. Diceritakan ada seekor Burung dan seekor Ayam, mereka saling berbincang menanyakan sesuatu hal yang menarik. Inilah percakapan nya Ayam Burung bagaimana rasanya kamu bisa terbang jauh? Burung wah rasanya sangat senang sekali, aku bisa terbang jauh bisa melihat apapun yang aku lewati, melihat pepohonan, melihat gunung dari ketinggian dan apapun itu. Lalu si Ayam pun sangat tertarik mendengar nya dan mempunyai ambisi untuk bisa terbang dan ayam pun bertanya pada burung kenapa ia bisa terbang. Ayam Lalu kenapa kamu bisa terbang? Burung Kemudian burung pun memberi tahukannya, baiklah aku akan membritahukanmu tapi jangan bilang pada siapa siapa ya, baiklah ujar si ayam. “Sebenarnya aku bisa terbang karena jarum emas, dan kamu juga bisa terbang jika memakai itu” Ayam Bolehkah aku pinjam satu hari saja, aku ingin mersakan terbang jauh sepertimu dan menikmati alam bebas dari ketinggian. Dan akhirnya burungpun meminjamkannya. Burung Baiklah akan kupinjamkan satu hari, dan besok kita bertemu lagi disini untuk mengembalikannya, tapi ingat jangam sampai hilang. Akhirnya jarum emas dipinjamkan, namun secara tidak sadar jarum emas nya hilang saat ayam sedang terbang. Dan ayam pun berusaha untuk bersembunyi dari burung karna takut benda nya dihilangkan. Coba saja kita lihat kenapa burung selalu menghindar jika ada burung terbang diatasnya. Dan itulah alasan kenapa ayam selalu menunduk saat mencari makan, itu artinya ayam makan sambil mencari jarum emas itu sob. Mitos Atau Fakta Jika ditanya mitos atau fakta, memang ada sebagaian cerita yang memang seperti itu kebenaran nya. Baca juga Cara Download Coocoo Whatsapp Mod Apk Versi TerbaruCara Mengatasi Aplikasi Terus Berhenti Pada Samsung Dan memang diangkat dari kisah nyata kejadian pada zaman dahulu kala dan ada akibat dari kejadian tersebut. Tapi untuk yang satu ini karna menyangkut crita dengan sebuah binatang, mimin rasa sih mitos ya sob, karna mimin belum pernah lihat tuh seekor hewan saling bercengkrama. Penutup Amati dan nikmati sebuah cerita pendek ini sobat, tetap di bawa happy karna yang namanya dongeng belum di ketahui secara pasti cerita sebenarnya. Views 596
Kakiku tertimpa ranting pohon ibu, untung saja ada burung yang menyelamatkan aku." Jawab anak ayam yang tertimpa ranting pohon, "Terima kasih banyak burung, hatimu sungguh mulia engkau telah menyelamatkan anak-anakku." Ujar ayam betina kepada burung. Burung mengangguk-angguk dan berkata. "Iya, kita sesama harus tolong-menolong.
Dongeng ayam yang berkelahi dan burung elang - Di suatu daerah pertanian, hiduplah dua ekor ayam jantan yang saling bermusuhan dan sering berkelahi antara keduanya. Pada suatu hari, mereka memulai pertengkaran dan kembali berkelahi, saling mematuk dan mencakar. Mereka berkelahi terus hingga salah satunya di kalahkan dan lari menjauh ke sudut untuk bersembunyi. Ayam jantan yang memenangkan perkelahian itu dengan bangganya terbang ke atas atap kandang, dan mengkepak-kepakkan sayapnya, berkokok dengan sangat bangga dan kerasnya seolah-olah dia ingin memberi tahukan ke seluruh dunia tentang kemenangannya. Tetapi saat itu seekor burung elang yang terbang di udara mendengar dan akhirnya melihat ayam tersebut di atas atap. Burung elang tersebut akhirnya turun dan menyambar dan menerkam ayam jantan yang jadi pemenang tadi untuk dibawa ke sarangnya. Ayam yang satunya yang tadinya dikalahkan, melihat seluruh kejadian itu dan keluar dari tempat persembunyiannya dan mengambil tempat sebagai pemenang di perkelahian tadi. Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng ayam yang berkelahi dan burung elang ini adalah Janganlah bersikap sombong karena kesombongan dapat berakibat keterpurukan. Lihat Dongeng Berikutnya About Unknown Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat.
- Еσጌм ሹпобр
- Еτጌዥаպе ሖощаճիգэп իհቧቭ
- Аչ ςапсуղ
DongengAnak Kisah Ayam yang Berkelahi dan Burung Elang - Di suatu desa, hiduplah dua ekor ayam jantan yang hidupnya selalu bermusuhan dan sering berkelahi antara keduanya. Hingga pada suatu hari, mereka kembali berkelahi, saling mematuk.Cerita rakyat fabel yang kami posting kali ini cocok di kategorikan ke dalam kumpulan dongeng cerita anak TK. Karena cerita fabel ini sangat sederhana dan mudah dipahami. Walau demikian kita tetap masih bisa menyisipkan pesan moral didalamnya. Hari ini sangat panas, membuat Ayam merasa kehausan. Namun, di rumahnya sudah tak ada air. Ayam pun pergi ke sungai. Sesampainya di sungai, tiba-tiba Buaya muncul dari dalam sungai dan hendak menerkam Ayam. “Beruntung kau datang, Ayam. Sudah seminggu aku tak makan, perutku sangat lapar,” ucap Buaya dengan ganas. “Jangan makan aku, saudaraku. Aku hanya ingin mengambil air.” rengek Ayam. Mendengar rengekan Ayam, Buaya terdiam. Ia bingung, apakah Ayam benar-benar saudaranya. Jika Ayam benar sudaranya, tak mungkin ia bisa memakan Ayam. Ia tak boleh memakan saudaranya sendiri. Sepanjang malam, Buaya terus berpikir. Tetap saja, menurutnya, tak ada garis keturunan antara Buaya dengan Ayam. Esok harinya, Ayam kembali ke sungai. Karena sudah tahu kelemahan Buaya, ia tak terlalu takut mengambil air di sungai. “Selamat pagi, saudaraku. Kau sungguh terlihat tangguh,” sapa Ayam. Buaya yang sudah ingin sekali memangsa Ayam pun mengurungkan niatnya. Ayam selalu menyebutnya sebagai saudara. Setelah mengambil air, Ayam pulang ke rumah dengan tersenyum. “Aku harus menemui Raja Hutan. Mungkin dia tahu silsilah keluargaku,” ucap Buaya. Buaya pun berjalan menemui Raja Hutan. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan temannya sesama buaya. “Wahai, saudaraku. Mau pergi ke mana kau? Tampaknya kau sedang bingung,” tanya teman Buaya. Buaya pun menceritakan kegundahan hatinya, tentang Ayam yang mengaku sebagai saudaranya. Seketika, teman Buaya tertawa terbahak-bahak. “Hahaha! Kau telah dibohongi Ayam. Dia bukan saudara kita. Kita dan dia memang sama-sama bertelur, tapi kita dan Ayam jauh berbeda. Kita hidup di air, sedangkan Ayam hidup di darat. Kau jangan menemui Raja Hutan. Jika kau menemuinya, kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri,” saran teman Buaya. Mendengar penjelasan itu, Buaya pun murka. Ia berjanji akan menangkap Ayam, jika Ayam datang lagi ke sungai. Ia tak akan melepaskannya. Untunglah, Buaya bertemu dengan temannya. Jika tidak, mungkin ia akan ditertawakan oleh semua binatang di hutan. Pesan moral dari cerita rakyat fabel ayam dan buaya Belajarlah dengan tekun agar kamu mengetahui banyak hal dan tidak mudah dibodohi oleh orang lain. Dan jika kamu tidak tahu, jangan sungkan untuk bertaya kepada orang yang lebih tahu atau memiliki pengalaman. Navigasi pos Sejenaksrigala meraung-raung kesakitan dan kemudian berbalik arah untuk melarikan diri. "Keluarlah sahabatku, karena si penjahat itu telah pergi" kata si burung Elang kepada Ayam jantan sahabatnya. "Terima kasih Elang, engkau telah menyelamatkan jiwa ku". Sahut si Ayam jantan itu. Contoh Cerita Pendek Tentang Hewan Peliharaan. Gambar oleh Rebekka D dari PixabayHai, Sahabat Guru Penyemangat. Ada berapa jenis hewan peliharaan di rumahmu? Atau, dirimu malah belum pernah memelihara hewan?Waduh. Saya yakin bahwa dirimu pasti punya hewan peliharaan, kan. Mungkin ada ayam, ada ikan hias, atau malah kelinci. Jika benar ada, bisa dong kamu cerita. Pendek-pendek aku kan tidak bisa menulis cerita?Ah, masa iya. Giliran ngomong tentang kelinci yang berbulu halus saja dirimu riang luar biasa, masa menulisnya tidak bisa!Gampang cerita pendek tentang hewan peliharaan itu bisa kamu mulai dari pengalaman pribadi, terutama segenap aktivitas ketika dirimu merawat, memberi makan, hingga mengamati tingkah lucu hewan bingung?Okelah, tenang. Berikut ini akan memberikanmu contoh cerita pendek tentang hewan peliharaan mulai dari ikan, ayam, hingga kelinci yang mungkin saja ada di rumahmu. Let’s go. Kita mulai!Cerita Pendek Tentang Hewan Peliharaan IkanContoh 1Asyiknya Memelihara Ikan CupangHai, teman-teman. Perkenalkan namaku Alan. O ya, aku mau berbagi kisah yang seru nih. Beberapa hari yang lalu Ayahku baru saja membelikanku 3 ekor ikan benar. Ikan hias yang ukurannya mini itu loh. Jauh-jauh hari, Ayahku juga sudah menyiapkan aquarium kecil yang diisi oleh lumut buatan dan kerikil-kerikil kecil. Juga, ada warna dari ikan tersebut adalah biru variasi ungu, ada ikan cupang warna merah kolaborasi kuning, bahkan ada pula yang warnanya putih itu dilihat dari dekat maupun jauh, ternyata ikan cupang sangat cantik ya. Rasanya aku bahagia punya hewan peliharaan yang imut-imut biasanya memberikan pakan berupa jentik nyamuk. Terkadang pula Ayahku beri pakan kuning sekali Ayah memintaku untuk rutin mengganti air aquarium atau minimal membersihkannya. Dengan begitu, ketiga ikan cupang tersebut bisa terus hidup dan harap, dalam beberapa bulan ke depan ikan cupangku bisa bertambah banyak. Siapa tahu akan ada salah satu dari ketiganya yang berjenis kelamin betina hingga bisa jika kalian penasaran, boleh kok. Nanti siang atau nanti sore kalian bisa berkunjung ke rumahku. Oke. Sekian dulu ya. Terima 2Ternyata Memelihara Ikan Lele Itu Menguntungkan!Ternyata Memelihara Ikan Lele Itu Menguntungkan! Gambar oleh Olena Ts dari PixabayHalo, teman-teman! Perkenalkan namaku Indah. Aku kali ini juga akan bercerita tentang pengalamanku memelihara ikan. Tapi, kali ini bukan ikan hias melainkan ikan benar. Ayahku adalah seorang peternak lele. Di dekat rumah kami ada 3 petak kolam yang semuanya digunakan untuk menghidupi macam-macam ikan lele yang masih anak-anakan alias baru menetas, ada ikan lele yang sudah memiliki berat 300 gram, dan ada pula ikan lele super yang rata-rata memiliki berat 1 siang atau sore hari aku sering mengamati kegiatan ayahku. Mulai dari membersihkan kolam lele, memberi pakan, hingga memanen ikan lele yang sudah kami juga sering memanggang atau memasak lele bakar di pinggir ya, pada saat panen lele, Ayahku sering memberikanku tambahan uang jajan. Soalnya panen lele itu saja aku, berkat ikan lele aku bisa sekolah dan belajar bersama kalian. Nah, jikalau kalian tertarik atau mau beli ikan lele, mari singgah ke rumahku ya. Terima Memelihara Ayam KampungHai, teman-teman, adakah dari kalian yang suka makan daging ayam goreng? Atau, ada yang suka makan telur ayam mata sapi? Wah, ternyata semuanya suka kebetulan di rumahku juga ada hewan peliharaan yang bernama ayam lho. Tidak banyak sih, sekarang ada 11 ekor ayam. Ada 2 ayam dewasa, dan 9 sisanya adalah anak-anak sudah cukup lama memelihara ayam kampung. Mengapa aku pilih ayam kampung? Soalnya ayam-ayam tersebut mandiri alias bisa cari makan Aku maupun Ibuku memberikan makanan ayam berupa beras, nasi dan jagung. Tapi, ayam-ayam tersebut juga sering mencari makanan paling seru saat memelihara ayam kampung adalah ketika ayam sedang bertelur. O ya, telur ayam kampung itu lebih enak daripada telur ayam negeri yang dijual di warung-warung telur ayam kampung itu menyehatkan sehingga sering orang mencampur kuning telurnya dengan jamu itu, jika dimasak dagingnya juga lebih krenyes-krenyes dan empuk. Tapi ya, aku kadang jengkel karena ayam kampung sering membuang kotoran kali ayam-ayam tersebut membuang kotoran di teras, bahkan di garasi samping rumahku. Haduh! Tapi tak mengapalah. Jika ayam kampung nakal, bakal kami masukkan ke kandang. Singkat Tentang Hewan Peliharaan KelinciHai, teman-teman. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga sehat dan selalu bahagia, ya. Nah, di sini aku bakal menceritakan keseruanku dalam memelihara hewan dengan hewan apa yang sedang aku pelihara sekarang? Yup. Aku memelihara dua ekor kelinci. Namanya adalah Rachel dan adalah kelinci betina berwarna putih, sedangkan Rocco adalah kelinci jantan yang berwarna coklat memelihara kelinci itu mengasyikkan loh. Biasanya sepulang sekolah atau pada waktu sore hari yang cerah, Ayahku sering mengeluarkan kelinci dari kandangnya untuk Rachel dan Rocco sering melompat-lompat di depan halaman rumahku yang penuh dengan rerumputan ya, kedua kelinci ini malu-malu dan sering kali sangat sulit untuk aku tangkap. Bagaimana tidak sulit, entah itu Rachel maupun Rocco keduanya sangat lincah dalam loncat sana, sebentar lagi loncat sini. Nah, ada trik jitu biar aku bisa memegang telinga panjang kedua kelinci ini yaitu dengan memberikan kelinci sangat suka makan wortel. Selain itu, kelinci juga suka makan kangkung, seledri, bahkan tomat yang matang. Hehehe ternyata hewan bertelinga panjang ini suka makan sayur, bagi teman-teman yang ingin melihat kelinci yang imut, boleh ya kapan-kapan berkunjung ke rumahku. Terima kasih.***Oke, demikian tadi sajian contoh cerita pendek tentang hewan peliharaan mulai dari ikan, ayam, hingga kancil. Bagaimana, seru dan mengasyikkan, bukan?Ya, begitulah. Hadirnya hewan peliharaan bakal membuat suasana di rumah kita menjadi ramai, seru, dan sedang bosan menonton televisi dan YouTube, kita bisa keluar rumah, bersantai di halaman rumah, serta bermain bersama hewan dirimu mau dengar cerita Guru Penyemangat tentang hewan peliharaan yang bernama kucing?Jika iya, boleh kok. Silakan simak di tulisan yang berjudul😸Cerita Pendek Tentang Hewan Peliharaan Kucing di Rumahku🐦Cerita Pendek Tentang Pengalaman Memelihara Anjing dan Burung yang Mengasyikkan
Halosobat kali ini kita akan membahas tentang Cerita Ciung Wanara. Salah satu tokoh legenda masyarakat Sunda, yang dipercaya hidup pada jaman kerajaan Sunda Galuh.. Menurut Kerajaan Sunda dan Galuh adalah dua dari kerajaan yang paling berpengaruh di Tatar Sunda pada abad ke 6 setelah runtuhnya kerajaan Tarumanegara.. Menurut Kaskus.com (2014) lokasi Cerita Ciung Wanara ini
Fabel Ayam Dan Burung Elang - Tersebutlah dua sahabat yang selalu hidup rukun satu sama yang lain, mereka begitu erat menjalin tali persahabatanya, dialah sang Ayam Jago dan sang selalu saling membantu dalam semua kesulitan kehidupan, tidak pernah menghitung-hitung bantuan yang mereka berikan masing-masing, itulah nilai persahabatan sejati mereka yang biasanya sang ayam Jago akan pergi ke hutan untuk mencari makanan, Si Ayam Jago sedang asyik mengais-ngais tanah tatkala seekor harimau lapar sedang mengintainya dari semak belukar yang tidak jauh dari tempatnya mencari tiba-tiba harimau pun muncul, sudah tidak tahan menahan lapar untuk memangsa si Ayam Jago, maklum saja sang Harimau sudah dua hari tidak terbirit-birit si Ayam Jago pun berlari secepatnya untuk menyelamatkan diri dari sang pemangsa yang sudah terkenal kekejaman sang harimau siRaja sang harimau pun dengan segala kemampuan mengejar mangsanya tanpa berhenti untuk segera menangkap dan Ayam Jago tidak bisa terbang, sehingga dia hanyalah berlari di tanah dengan segala usahanya untuk selamat dari kejaran sang pemangsa saja usaha sang Ayam Jago untuk lari dari kejaran sang Raja hutan, harimau bukanlah tandingannya dalam berlari si AyamJago telah terpepet disela pojokkan sebuah pohon beberapa langkah lagi sang Harimau meloncat untuk menerkam, maka tamatlah sudah riwayat sang Ayam Jago untuk hidup didunia ini, keadaan sudah sedemikian gawat rupanya saat Tuhan sang pencipta rupanya masih sayang terhadap sang Ayam Jago, sang penyelamat secara tiba-tiba datang dengan beberapa kali patukkan dan cakaran yang membuat sang harimau si Raja Hutan ketakutan dan lari menghindar masuk ke dalam hutan dengan bekas luka patukkan dan cakaran yang mengeluarkan banyak yang begitu tepat waktu telah dilakukan sang Elang untuk sang Ayam Jago sahabat karibnya, tentu saja sang Ayam Jago sangat berterima kasih kapada sang Elang sahabatnya tercinta."Terima kasih kawan! engkau telah datang tepat waktu untuk menolongku, kalau tidak ada engkau, aku telah berada diperut sang harimau," kata sang Ayam Jago dengan nafasnya yang tersenggal-senggal."Aku sahabatmu, sepantasnya aku menolomngmu kawan, bukankah kita harus saling tolong menolong dalam setiap kesusahan yang kita alami kawan," kata sang Elang sambil tersenyum itu sang Ayam Jago sangat beruntung sekali nasibnya bisa selamat dari kejaran sang Harimau yang sangat gesit dan lincah berkat pertolongan sang Elang yang memang sahabat Ayam Jago sahabat sang Elang terdiam murung memikirkan nasibnya, seandainya tadi tertangkap tentu saja dia tidak akan lagi bertemu sang sahabat yang baik seperti sang Elang yang baik hati."Sudahlah kawan, jangan bersedih serta murung begitu, engkau sekarang sudah selamat, walaupun mungkin engkau masih shok,"sahut sang elang dengan sangat tegas."Ya,! apa daya nasib seekor ayam yang hanya bisa berjalan di tanah tidak bisa terbang sepertimu, andai saja aku bisa terbang sepertimu sahabat tentu aku akan dengan mudah selamat dari siapa pun yang mengejar serta mengincarku," sang ayam Jago berkeluh kesah kepada sang Elang."Akan aku coba membantu keinginanmu, namun itu pun kalau saja bangsa burung yang mempunyai sebuah pusaka memberi pinjam kepadaku," kata sang Elang."Pusaka! pusaka apakah yang engkau maksudkan?" tanya sang Ayam Jago."Begini! bangsa burung mempunyai satu buah pusaka yang namanya Jarum Emas, alat tersebut dapat digunakan bangsaku untuk menyulam sayap-sayap kami sehingga kami bisa terbang." jawab sang Elang. "Untuk itu berdoalah kawan semoga aku diberi pinjam Jarum Emas tersebut untuk menolongmu." lalu sang Elang pun terbang membungbung tinggi berusaha untuk meminjam Jarum Emas kepada Raja pimpinan burung hari sudah sore sang Ayam Jago pun akhirnya pulang kerumahnya untuk istirahat, besok dia akan menunggu kedatangan sang sahabatnya burung harinya sang Ayam Jago telah berada di depan rumahnya menunggu sang burung Elang sahabatnya yang akan meminjamkan Jarum Emas untuk menyulam sayapnya agar bisa terbang layaknya seekor ditunggu pun akhirnya datang juga tepat waktu, setelah istirahat sebentar dan mimun air yang disuguhkan sang ayam Jago burung Elang membuka pembicaraan."Begini sahabatku! aku telah diberikan pinjam Jarum Emas oleh sang Raja burung, namun dengan satu catatan bahwa engkau harus berjanji untuk menjaganya dengan baik dan jangan sampai menghilangkan benda pusaka ini," kata sang Elang."Engkau tidak usah khawatir masalah ini, aku sahabatmu tidak mungkin aku mengecewakanmu," tegas sang Ayam Jago."Baiklah pergunakan dengan bijak jangan engkau pinjamkan kepada siapa pun tanpa ada izin dariku, engkau mengerti!" sang Elang pun berkata dengan sangat tegas."Baiklah siap, aku akan selalu menjaga serta bertindak bijak dengan barang pusaka ini," sang Ayam Jago pun kembali menjawab."Sekarang hatiku tenang dan percaya kepadamu Jarum itu aku pinjamkan selama tiga hari saja dan aku akan kembali," berkata sang Elang lalu terbang keangkasa raya nan Jago dengan segera menyulam sayapnya mengunakan benda pusaka Jarum Emas, tetapi baru setengah sayap yang disulamnya dia sudah tidak sabar untuk mencoba terbang dan dengan sembarangan dia menaruh benda pusaka di atas saja ketika itu dia sudah bisa terbang naik keatas pagar yang terdapat ditempat itu, "Alaa mak.......aku bisa terbang akhirnya !!!" teriak si Ayam Jago dengan sangat bahagia dan bangga untuk saat ini dia hanya bisa terbang setinggi pagar rumah saja tetapi si Ayam Jago sudah sangat senang dan bangganya setengah mati, tiba-tiba sang Ayam Betina datang Betina sangat takjub melihat si Ayam Jago yang sedang bertengger dengan bangga di atas pagar yang cukup tinggi, "Jago, Jago! bagaimana engkau bisa di atas pagar?" tanya sang ayam Betina."Tentu saja aku terbang," jawab sang Ayam Jago dengan congkak di depan sang Ayam Betina merasa bangga."Apakah bisa?" Tanya sang ayam Betina hatinya dibikin sangat penasaran sekali dengan sikap sang Ayam Jago tersebut."Mudah saja, aku telah meminjam benda pusaka Jarum Emas untuk menyulam sayapku makanya aku bisa terbang," si Ayam Jago menerangkan kepada sang Ayam Betina."Jarum Emas benda pusaka maksudmu apa?" tanya sang Ayam Betina."Engkau lihat saja di atas batu, disitu ada Jarum Emas, sulamlah sayapmu nanti engkau pun akan seperti aku bisa terbang," si Ayam Jago menunjukkan Jarum Emas yang tergeletak di atas Ayam Jago telah lupa akan janjinya untuk tidak sembarangan meminjamkan benda pusaka Jarum Emas terhadap siapa saja tanpa seizin dari sang burung Elang menunggu lama lagi sang Ayam Betina lalu menyulam sayapnya dengan terburu-buru dan baru selesai sebagian dia sudah tidak sabar untuk mencoba terbang persis seperti si Ayam Jago tatkala tadi sedang saja sebentar menyulam si Ayam Betina langsung mencoba terbang, demikan dia ulangi terus menerus tidak sabar sama sekali dan akhirnya dia dapat juga terbang naik ke atas bersama sang Ayam Jago bertengger di atas berdua begitu bahagia dapat bertengger ditempat tinggi lalu mereka bercengkrama penuh dengan kegembiraan dan setelah lama bertengger mereka terbang kembali turun untuk menyelesaikan apa yang terjadi, Jarum Emas yang tadi dipakai sang Ayam Betina telah raib hilang entah kemana, mereka berdua lalu mencarinya disela-sela bebatuan ditanah juga dirumput-rumput sekitar tempat itu namun Jarum Emas nya tetap saja tidak sang Ayam Jago berpikir apa yang menyebabkan benda pusaka itu hilang, "Mungkin tadi tatkala engkau mengibaskan sayap-sayapmu mencoba untuk terbang Jarum Emas terhempas dari batu ini," kata sang Jago kepada sang Betina."Baiklah kita cari terus sampai ketemu aku tidak ingin dimarahi sang burung Elang sahabatku," kata sang ayam berdua panik setelah hari menjelang sore benda pusaka masih tetap raib tidak tentu rimbanya, kerena paniknya sang Ayam Jago dan sang Ayam Betina sampai-sampai mencakar tanah guna mencari benda pusaka yang menurutnya masuk ketanah terkubur."Bisa saja Jarum Emas terselip juga tertimbun tanah yang kita injak-injak dari semenjak tadi," kata mereka berdua sambil terus mengais-ngais tanah dengan cakarnya berharap hari mau menjelang gelap mereka baru berhenti mencari sambil berjanji besok harinya pencarian akan dilanjutkan harinya mereka berdua mencari benda pusaka yang hilang, namun Jarum Emas tersebut tetap tidak dapat ditemukan kembali, semakin panik saja sang ayam hari lagi kesempatan untuk dapat menemukan Jarum Emas yaitu hari ketiga yang dijanjikan sang burung Elang untuk datang mengambil kembali Jarum Emas.Aku sangat kecewa kepada mu wahai ayam" kata burung elang berkata kepada ayam betina. "Aku tidak akan memaafkanmu sebelum kau menemukan cincin itu kembali dan memakainya". Sebagai hukuman karena kau telah mengingkari janji untuk menjaga baik-baik cincin dariku, maka kau akan selalu menggaruk-garuk tanah supaya cincin itu bisa ditemuka kembali. Cerpen Karangan Dwi AmbarwatiKategori Cerpen Fabel Hewan Lolos moderasi pada 15 December 2016 Di suatu hari yang amat cerah, di tengah-tengah hutan yang amat rimba hiduplah sepasang ayam yang memiliki tiga ekor anak ayam. Mereka hidup sangat bahagia, kemana-mana selalu bersama begitupun mencari makan mereka juga bersama. Ayam betina sangatlah sayang kepada ketiga anaknya begitu juga ayam jantan yang selalu menjaga anak-anaknya dari segala hal yang menimpa anaknya. Suatu ketika ayam jantan mengajak ayam betina dan anak-anaknya untuk mencari makan di pinggir hutan. Berangkatlah mereka sekeluarga ke pinggir hutan. “Kamu dan anak-anak tunggu di gubuk itu saja biar aku yang berkeliling untuk mencari makan.” ujar ayam jantan kepada ayam betina sambil menunjukkan gubuk yang berada di pinggir hutan itu. “Baiklah, tapi jangan lama-lama” ujar ayam betina. Kemudian ayam jantan langsung menelusuri pinggir hutan untuk mendapatkan makanan. Ayam betina dan ketiga anaknya duduk menanti kedatangan sang ayam jantan. Setelah berjam-jam menunggu ayam betina mulai khawatir kepada ayam jantan. “Sudah berjam-jam kita menunggu, tetapi ayahmu tidak datang-datang, bagaimana ini?” Ayam betina mulai bertanya kepada anak-anaknya dengan wajah cemas. “Apa kita harus menyusulnya?” Ujar salah satu anak ayam tersebut. Karena sang ayam betina begitu cemas kepada ayam jantan, akhirnya mereka berempat menyusul ayam jantan yang sedang mencari makan di pinggir hutan. Mereka berempat terus berjalan menelusuri hutan, terus berjalan perlahan-lahan sambil berteriak. “Ayah…”. Anak-anak ayam terus berteriak memangil ayam jantan yang hilang entah kemana. “Bagaimana ini, kita sudah mengelilingi pinggir hutan tetapi tidak bertemu dengan ayahmu?” Tanya ayam betina kepada anak-anaknya. “Aku sangat lelah, kita istirahat sebentar!” Keluh salah-satu anak ayam. “Baiklah kita istirahat disini, aku carikan minum untukmu sebentar” Ujar sang ayam betina sambil bergegas menuju pinggir sungai. Ketika ayam betina sedang mencari minum, salah satu anak ayam kakinya terjepit di sebuah ranting pohon yang jatuh. “Aduh.. kakiku.. Tolong aku” Jerit salah satu anak ayam. Kedua anak ayam berusaha menolong saudaranya yang kesakitan tersebut, tapi apa daya mereka sama-sama kecil sehingga sulit untuk melepaskan kaki anak ayam yang terjepit itu. “Tolong-tolong..” Teriak anak ayam yang mencari pertolongan kepada hewan di sekitar situ. Akhirnya datang seekor burung yang menolong anak ayam. “Kenapa kau disini?” Tanya burung kepada anak ayam. “Aku sedang mencari ayahku yang hilang saat mencari makan di pinggir hutan, ibuku juga mencarikan minum untuk kita di pinggir sungai itu.” Jawab salah satu anak ayam sambil menunjukkan sungai yang ada di pinggir hutan itu. “Baiklah tunggu disini sebetar, aku panggilkan ibumu di sungai itu” Ujar sang burung yang bergegas pergi ke pinggir sungai. Sesampai di pinggir sungai dan bertemu ayam betina yang sedang mengambil minum. “Hai ayam betina, cepatlah temui anakmu dia sedang kesakitan karena kakinya tertimpa ranting pohon” Ujar sang burung kepada ayam betina. “Iya, Baiklah.” Jawab sang ayam betina yang bergegas menuju anak-anaknya. Sang burung mengikuti ayam betina sampai di pinggir hutan tempat anak-anaknya menunggu. “Hai anakku, kenapa kau bisa seperti ini? apa yang terjadi padamu?” Ujar ayam betina kepada salah satu anak ayam yang sedang kesakitan. “Kakiku tertimpa ranting pohon ibu, untung saja ada burung yang menyelamatkan aku.” Jawab anak ayam yang tertimpa ranting pohon, “Terima kasih banyak burung, hatimu sungguh mulia engkau telah menyelamatkan anak-anakku.” Ujar ayam betina kepada burung. Burung mengangguk-angguk dan berkata. “Iya, kita sesama harus tolong-menolong. Tetapi aku tadi bertemu ayam jantan di tengah hutan sana.” Ujar sang burung. “Apa? ayam jantan tadi berkata padaku ia mencari makan disini, tetapi kenapa ia di sana?” Ujar ayam betina dengan wajah marah. “Dia sedang makan bersama dengan teman-temannya” Jawab sang burung. “Ayahmu sungguh kejam, dia tega meninggalkan kita sedangkan dia bersenang-senang bersama temannya” Ujar ayam betina yang sangat amat marah. “Sudahlah, biarkan saja sebaiknya kita mencari makan bersama-sama.” Ajak sang burung. “Terima kasih burung, hatimu sungguh mulia” Jawab sang ayam dengan wajah gembira. Akhirnya mereka berlima mencari makan bersama dan tertawa gembira. Cerpen Karangan Dwi Ambarwati Facebook Dwi Ambarwati Cerpen Ayam dan Burung merupakan cerita pendek karangan Dwi Ambarwati, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Si Ulat Sutra Oleh Esa Riantika Ada sepasang suami istri yang berumur sekitar 60 tahunan. ia merupakan seorang petani yang memiliki perkebunan murbei dengan berkecukupan yang sederhana. ketika sore hari pak tani pergi ke ladang The Poor Little Cat Oleh Elis Handayani Aku lahir di keluarga kucing hutan, keluarga kami terdiri atas 4 orang, yaitu aku felis, adikku katy, kakakku merry, dan ibuku Jean, kami hidup bersama ibu kami, kenapa hanya Ayam dan Musang Oleh Hana Laurenza Di pinggir hutan, hiduplah induk Ayam dan anak-anaknya, yang berjumlah dua belas ekor. Pada suatu hari, induk Ayam membawa anak-anaknya jalan-jalan memasuki hutan. Hari pun mulai gelap, anak-anak Ayam Salah Paham Oleh Sabilla Pada suatu hari, hiduplah seekor Kelinci di suatu taman. Ia hidup bersama-sama dengan Kucing, Kucing adalah sahabatnya yang sangat setia. “Mengapa aku sering terkena penyakit seperti ini?” Ucap si Kucing Liar Terakhir Oleh Herr Mann Manusia adalah makhluk yang tidak berperasaan. Mereka itu bengis, rakus dan tidak kenal ampun. Segalanya telah diambil dari hutan kami. Pohon-pohon mereka tumbangi, sarang kami dulu juga dihancurkan. Hanya “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Ayamjambul Polandia. (Eko Haryanto/Z Creators) Belasan jenis ayam hias impor dari berbagai negara mulai dari China hingga Belanda berhasil ia pelihara. Ari Suwardi sudah melakoni bisnis peternakan ayam hias sejak 10 tahun lalu. Awalnya, ia mulai beternak ayam hias karena hobi, namun lama-lama bisa jadi cuan. Ayam golden pheasant.8djJS.